STAIKHA Teguhkan Sinergi Ilmu dan Pengabdian Melalui Pembekalan PKN 2025–2026

Serang, staikha.ac.id 11 November 2025 — Sekolah Tinggi Agama Islam KH. Abdul Kabier (STAIKHA) kembali menegaskan peran pentingnya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen pada integrasi ilmu dan pengabdian. Melalui kegiatan Pembekalan Praktik Kerja Nyata (PKN) Tahun Akademik 2025–2026, STAIKHA mempersiapkan para mahasiswa semester akhir untuk terjun ke masyarakat dengan bekal pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab moral.

Acara yang berlangsung di Aula Kampus STAIKHA ini dibuka oleh Ketua STAIKHA, Dr. H. A. Yury Alam Fahallah, M.Ag., dihadiri unsur pimpinan kampus, dosen pembimbing lapangan, dan lebih dari 50  mahasiswa peserta PKN. Dalam sambutannya, Dr. Yury menekankan bahwa PKN merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk menghadirkan ilmu yang hidup di tengah masyarakat — bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai amal nyata yang memberi manfaat.

Pembekalan ini menghadirkan dua pemateri utama, Farid Ma’ruf, M.Hum. dan Dirga Ayu Lestari, M.Pd.. Keduanya memaparkan secara mendalam konsep, teknis, dan etika pelaksanaan PKN. Mahasiswa dibekali pemahaman mengenai tahapan kegiatan, mulai dari observasi dan perumusan program, hingga penyusunan laporan akhir yang akuntabel. Selain itu, ditekankan pula pentingnya profesionalisme, tanggung jawab sosial, dan citra positif mahasiswa selama berada di lokasi pengabdian.

PKN STAIKHA dirancang sebagai bentuk nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Melalui pendekatan berbasis riset dan pemberdayaan, mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi potensi lokal, memecahkan persoalan sosial, serta menumbuhkan inisiatif pembangunan berbasis nilai-nilai Islam.

Tahun ini, PKN STAIKHA mengusung tema besar:

“Bergerak Bersama Masyarakat untuk Mewujudkan Masyarakat Produktif, Berilmu Amaliah, Beramal Ilmiah, dan Berakhlakul Karimah.”

Kegiatan pembekalan ini menjadi refleksi dari semangat STAIKHA untuk mencetak sarjana yang tidak berhenti pada capaian akademik, tetapi mampu menjadi penggerak kebaikan di tengah masyarakat. Semangat itu disebarkan — bahwa ilmu akan bermakna jika diamalkan, dan pengabdian bernilai jika berlandaskan akhlak.

(RED/RF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *